EPICTOTO — Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melaporkan peningkatan signifikan jumlah korban bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra. Per hari Minggu (30/11/2025), tercatat 442 orang meninggal dunia dan 402 orang masih dinyatakan hilang.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa Sumatra Utara menjadi wilayah dengan korban terbanyak, mencapai 217 jiwa meninggal dan 209 orang hilang. “Korban jiwa untuk Sumatra Utara tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan,” jelas Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia.

Di Aceh, korban meninggal dilaporkan sebanyak 96 orang dengan 75 orang masih hilang. Bencana ini berdampak pada 11 kabupaten/kota yang mencatat korban jiwa, sementara total wilayah terdampak mencapai 18 kabupaten/kota.

Untuk Sumatra Barat, angka korban mencapai 129 meninggal dan 118 hilang, dengan 16 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam menjadi daerah dengan korban terbanyak, mencatat 87 orang meninggal dan 76 orang masih hilang.

Suharyanto juga memberikan kabar positif mengenai pemulihan kondisi pengungsian. “Tempat pengungsian sudah relatif lebih baik, dapur lapangan sudah operasional, logistik juga sudah mulai banyak. Masyarakat yang tadinya mengungsi mandiri mulai masuk ke titik-titik pengungsian resmi,” ujarnya.

Di sisi lain, akses komunikasi yang sempat terputus total di Langsa, Aceh, kini telah dapat diakses kembali oleh tim SAR gabungan. Menurut laporan yang diterima BNPB, tidak terdapat korban jiwa di wilayah tersebut.

Meskipun jumlah korban masih terus bertambah, Suharyanto menyatakan bahwa kondisi di Sumatra Barat sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan wilayah lainnya. “Sumatra Barat dibandingkan Sumatra Utara dan Aceh sekarang sudah lebih pulih, apalagi sekarang sudah tidak ada hujan,” pungkasnya.

By admin