TVTOGEL — PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau yang lebih dikenal dengan Blibli, mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp1,86 triliun per 30 September 2025. Meskipun masih merugi, angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang juga tercatat Rp1,86 triliun namun dengan tekanan beban operasional yang lebih besar.

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, pendapatan neto Blibli tumbuh menjadi Rp12,24 triliun, naik tipis dari Rp12,13 triliun pada akhir kuartal III 2024. Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif bagi kinerja perusahaan di tengah ketatnya persaingan bisnis e-commerce nasional.


Rincian Sumber Pendapatan

Kenaikan pendapatan Blibli terutama berasal dari penjualan kepada pihak ketiga dan berelasi, yang terbagi atas:

  • Ritel daring sebesar Rp6,30 triliun.
  • Institusi mencapai Rp5,94 triliun.
  • Toko fisik mencatat Rp5,29 triliun.
  • Penjualan kepada pihak berelasi sebesar Rp125,81 miliar.

Sementara itu, diskon promosi yang dikeluarkan perusahaan mencapai Rp2,42 triliun, mencerminkan strategi agresif dalam mempertahankan loyalitas pelanggan di tengah peningkatan biaya operasional.


Beban Operasional dan Kinerja Keuangan

Meski pendapatan meningkat, beban pokok pendapatan juga ikut naik signifikan, dari Rp9,79 triliun menjadi Rp12,56 triliun hingga akhir September 2025. Hal serupa terjadi pada beban penjualan yang naik menjadi Rp1,53 triliun dari Rp1,45 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi efisiensi, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp2,84 triliun dari Rp2,71 triliun, sementara beban lainnya meningkat dari Rp35,4 miliar menjadi Rp55,2 miliar.

Kenaikan ini menunjukkan masih adanya tantangan dalam pengelolaan biaya operasional, meski Blibli terus melakukan langkah efisiensi dan diversifikasi pendapatan.


Aset dan Struktur Permodalan

Dari sisi neraca, Blibli menunjukkan pertumbuhan aset yang cukup solid. Total aset perseroan mencapai Rp17,53 triliun per 30 September 2025, naik dari Rp16,16 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, total liabilitas juga meningkat menjadi Rp8,41 triliun, naik dari Rp6,35 triliun pada September 2024. Adapun ekuitas perusahaan turun menjadi Rp9,12 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun.

Meningkatnya liabilitas menunjukkan ekspansi bisnis dan pembiayaan operasional yang masih cukup intensif, terutama dalam menjaga pertumbuhan ekosistem digital Blibli di tengah tekanan industri e-commerce.


Outlook Bisnis Blibli ke Depan

Meski masih mencatat kerugian, Blibli dinilai berada di jalur perbaikan dengan peningkatan pendapatan dan pengendalian beban yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Fokus perusahaan kini diarahkan pada efisiensi biaya, optimalisasi teknologi, serta integrasi ekosistem digital bersama anak usaha Grup Djarum lainnya, seperti Tiket.com dan Ranch Market.

Dengan strategi tersebut, Blibli diharapkan dapat memperkecil kerugian dan menuju profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan meningkatnya transaksi digital di Indonesia.

By admin